Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan: Membangun Organisasi Menjadi Kuat

Hari ini saya mendapatkan sebuah pembelajaran yang luar biasa tentang pengembangan organisasi agar menjadi kuat. Rasanya ilmu ini kurang sempurna jika tidak saya tuliskan untuk kemudian saya share ke teman-teman.
Membentuk Organisasi atau kelompok agar menjadi kuat yang saya pahami cukup sederhana yaitu bagaimana bisa menggabungkan antara kesamaan pemahaman terhadap visi-misi dengan keharmonisan interaksi diantara para individunya.

Agar tulisan ini bisa dipahami dengan baik dan menyeluruh, akan saya gambarkan secara sederhana dan bagi ke dalam empat kelompok.
Kelompok pertama adalah mereka yang mempunyai pemahaman visi-misi yang sama untuk kemudian disandingkan dengan interaksi individu yang harmonis. Hal seperti ini tentu akan membuat sebuah organisasi akan menjadi kuat. Saya ibaratkan untuk kuadran pertama ini seperti sebuah bangunan yang kokoh dan menjulang tinggi. Nah, pertanyaannya bagaimana membentuk dua kunci kekuatan organisasi agar mudah di implementasikan dari tingkat top management sampai tingkatan paling bawah sekalipun. Untuk membentuk kesepahaman visi-misi tentu cara paling gampang adalah dengan cara membacakannya atau mensosialisasikannya secara berulang-ulang, namun cara paling efektif adalah dengan cara memvisualisasikan visi-misi sejauh yang kita mampu secara terukur. Sementara untuk membangun keharmonisan dari setiap individu dalam sebuah tim tentu dengan saling memahami antara satu dengan yang lainnya. Penanaman pemahaman itu tentu disesuaikan dengan konteksnya masing-masing, salah satu contohnya bagaimana atasan memahami bawahan adalah selain dengan cara turun langsung kebawah untuk kemudian bersama-sama mencari solusi atas setiap permasalahan, juga atasan memberikan coaching dalam rangka membimbing bawahan agar bertindak sesuai dengan koridor. Cara efektif lainnya juga dengan menyelenggarakan event kekeluargaan semisal gathering, rihlah dll. Adapun goalnya adalah terjalinnya komunikasi yang baik, tentunya untuk istilah “komunikasi yang baik” ini bisa ditafsirkan masing-masing.

Kelompok Kedua menurut versi yang saya pahami adalah kumpulan orang yang mempunyai visi-misi sama namun hubungan diantara para individunya tidak terjalin dengan baik. Model ini sering saya katakan sebagai organisasi “angkutan umum”. Lho.. kenapa saya sebut sebagai “angkutan umum” ? coba kita bayangkan kondisi ketika dalam angkutan umum, walaupun mempunyai tujuan yang sama namun komunikasi antar penumpang didalamnya tidak berjalan dengan baik, sehingga kita tidak tahu apakah orang disamping kita itu punya masalah atau tidak (saking cueknya). Nah untuk model organisasi seperti ini sering saya temui ditingkat cabang, dimana komunikasi antara kepala cabang dengan sub ordinatnya kurang berjalan dengan baik, saya menemukan beberapa kasus missed komunikasi (kebetulan saya sering keliling Sumatera dan jakarta Raya) untuk melakukan supervisi. Contoh masalah klasik dari kegagalan komunikasi yang sering terjadi dilapangan adalah koordinasi yang kurang lancar sehingga program yang yang diimplementasikan hasilnya kurang memuaskan bahkan gagal.

Kelompok ketiga adalah kelompok yang mempunya visi-misi yang tidak sama, namun punya interaksi yang kuat. Untuk kelompok ketiga ini saya ibaratkan orang yang sedang main judi atau kartu domino. Coba perhatikan bagaimana eratnya hubungan mereka (karena satu dengan yang lainnya takut dicurangi) namun mereka tdk punya tujuan sama, karena masing-masing orang ingin menang sendiri dan mempunyai tujuan masing-masing. Untungnya di organisasi kita ini tidak ada yang seperti ini, kalo ada bisa gawat dunia persilatan, atau kalaupun dari kawan-kawan masih ada yang belum tahu visi dan misi lembaga, H. Rhoma Irama sering menyebutnya dengan kata “Ter..La..Lu” untuk type SDM kaya gini segera cari tahu dan pahami segera visi-misi lembaga agar tidak dianggap sebagai kumpulan orang yang sedang bermain kartu domino, kalau tidak melakukannya juga mening ke laut aja. He..he..

Kelompok Keempat adalah “kerumunan” orang yang yang tidak mempunyai kesamaan Visi-misi dan juga tidak punya interaksi yang bagus. Nah, yang seperti ini semua orang sepakat menyebutnya sebagai “Organisasi Pasar”, jangan sampai deh organisasi kita seperti ini, menjadi sebuah kerumunan massa yang punya tujuan berbeda-beda dan tidak saling memperlihatkan interaksi yang baik, layaknya aktifitas di pasar.


Inti dari tulisan ini cukup sederhana yaitu mengajak para MRO/ICD Head dan BM RMI cabang untuk sama-sama memperbaiki pemahaman kita terhadap visi-misi lembaga dan memperbaiki gaya komunikasi kita semua sehingga memunculkan interaksi yang baik yang tentunya akan memunculkan sebuah organisasi yang kuat dan hebat

Semoga Menginspirasi

Ditulis disela-sela rapat Management @ Aula rapat RMI - Pusat

Oleh Yudha E. Setiawan ( AREA Manager Wil. Sumatera & Jakarta Raya )

Untuk Berbagi inspirasi lainnya Silahkan Kunjungi Blog saya di Yuriestaputra.blogspot.com atau Follow Twitter @Yuriestaputra | https://www.kompasiana.com/yuriestaputra